Peramal Tarot
Apakah mereka benar benar bisa melihat masa depan? Benar atau tidak,
sebenarnya sudah sejak lama para ilmuwan dan psikolog memiliki
penjelasan dan cara yang bagus untuk mereplikasi sempurna apa yang
sering dilakukan oleh segala jenis ramalan yang ada dan masih relevan
hingga sekarang. Apapun media yang digunakan untuk meramal umumnya
mengandung salah satu atau lebih ciri ciri tertentu yang akan dijelaskan
dibawah ini. Para peramal tentu memiliki cara sendiri untuk menemukan
tekhniknya, namun berikut ini adalah istilah2 yang biasa digunakan oleh
para skeptis suntuk menjelaskan trik trik ramalan.
Forer Effect
Forer effect adalah sebutan untuk kalimat yang terkesan
spesifik dan personal, padahal sangat umum dan bisa diaplikasikan ke
hampir semua orang sehingga menimbulkan ilusi ramalan/pembacaan karakter
personal yang akurat. Model ini muncul untuk ramalan masal seperti yang
umumnya ada di rubrik ramalan bintang di majalah dan koran, shio,
analisis karakter generalisasi komputer, hingga pembacaan karakter lewat
garis tangan. Simak contoh kalimat berikut:
”Anda adalah orang yang bisa sangat bertanggung jawab
saat situasi terdesak. Anda memiliki kebutuhan untuk disukai dan
dikagummi orang lain. Anda memiliki kapasitas kemampuan yang belum
digunakan secara maksimal untuk menunjang hidup anda. Anda memiliki
kemampuan untuk berfikir independen dan umumnya tidak mudah mempercayai
segala sesuatu namun sering memiliki kebaikan hati untuk tidak terlalu
terbuka pada orang lain mengenai hal ini.”
Bertram forer pada
akhir tahun 1940an melakukan eksperimen dengan menggunakan model
kalimat diatas. Pada masa itu ramalan bintang/astrologi masih sangat
populer dan digemari banyak orang. Forer yang juga mengajar di kelas
Psikologi membuat kuisioner test kepribadian pada para mahasiswanya
dengan mengatakan bahwa instrumen tersebut akan memberikan hasil analisa
kepribadian yang sesuai karakter masing masing orang. Ketika seminggu
kemudian hasilnya dibagikan, para mahasiswa diminta untuk memberikan
penilaian antara 1 sampai 5 untuk menentukan sejauh mana hasil jabaran
kepribadian tersebut sesuai dengan karakter personal mereka. Hasil dari
penelitian itu menunjukan bahwa hampir semua siswa memberikan skor penuh
antara 4 hingga 5. Ketika Forer meminta salah satu orang untuk
membacakan hasil dari deskripsi miliknya, segera semua orang tau bahwa
masing masing orang mendapatkan isi kertas yang sama persis. Forer
mengatakan bahwa hasil “analisa” itu hanyalah gabungan dari jabaran buku
ramalan bintang yang dia beli beberapa hari sebelumnya.
Penelitian diatas menunjukkan kecenderungan bahwa otak manusia mudah
ditipu oleh kalimat kalimat yang umum dan merasa bahwa hal tersebut
sangat bersifat personal. Anda bisa menemukan pola kalimat seperti ini
pada hampir mayoritas model ramalan yang menggunakan nama, tanggal
lahir, shio, garis tangan, atau ramalan dengan media apapun termasuk
daun teh.
Flattery effect
Pujian yang halus dan terselubung sering memperkuat delusi yang
diberikan oleh peramal. Secara sekilas umumnya seseorang mudah
diidentifikasi sebagai sosok yang introvert atau ekstrovert. Pada orang
introvert kalimat seperti “secara umum anda memiliki daya amat yang
lebih bagus dibanding yang lain, analisa dan ingatan yang cukup tajam,
namun sering juga melupakan hal hal sepele.” Ini sebenarnya merupakan
pola yang sama dengan Forer effect namun letak penekanannya adalah
penggunaan pujian yang tidak terlalu tegas. Orang suka mendapat pujian,
dan apalagi itu bukan pujian melaiknnkan statement atas kepribadiannya
bukan merupakan pendapat orang lain. Hal hal seperti ini akan menguatkan
delusi dan membuat orang lebbih suka untuk percaya pada statement
tersebut. Dan ingat, seringnya kesuksesan peramal bukan karena akurasi
ramalannya namun orang merasa nyaman terhadap apa yang didengarnya.
Dengan banyak memasukkan elemen pujian atau hal hal yang menyenangkan,
subjek akan terus datang pada anda sebagai peramal.
Hit and miss
Tekhnik ini diaplikasikan pada situasi
live dimana peramal
berhadapan langsung dengan subjek atau banyak audience. Dengan menebak
detail tertentu yang sebenarnya umum dan melakukannya secara samar
membuat hal itu mudah dilupakan jika tebakannya salah. Contoh:
”Ada orang dekat dengan anda bernama Andi. Anda mengingatnya?” atau “Orang yang pernah memberi bantuan pada anda saat anda terkena musibah diam diam jatuh cinta pada anda.”
Kalimat diatas terkesan sangat spesifik dan bisa memberikan efek hit
yang kuat pada orang yang tepat. Jika meleset, peramal selalu punya cara
keluarnnya tersendiri. Tidak sulit untuk melakukan hal ini. Di
Indonesia, Andi adalah nama yang umum dan masing masing orang pernah
terkena musibah/masalah. Dengan mengatakannya secara samar seperti
diatas
Subjek akan memaksa pikirannya untuk mencari cari dalam memorinya yang sesuai dengan yang dikatakan si peramal.
Toh hampir semua yang berhubungan dengan peramal umumnya sudah percaya
dan memiliki harapan untuk mendapatkan kejutan.
Seandainya dalam suatu
kasus si subjek secara tegas tidak merasa punya teman dekat bernama
andi, hal ini mudah dengan elakan seperti “
Mungkin anda lupa” atau “
Saya merasakan kedekatan emosi yang kuat, jadi mungkin diam diam Andi merasa sangat dekat pada anda tanpa anda menyadarinya”, atau bisa juga peramal mengatakan hal yang merendah dan elegan seperti “
Mungkin saya yang salah menerjemahkannya.”
Peramal sering menggunakan kalimat terakhir untuk mengukuhkan bahwa
yang salah bukan medianya melainkan kemampuan membacanya.
Kartu Tarot tidak pernah salah, namun mengartikannya yang bisa salah.
Kitab nostradamus tidak pernah salah, hanya mengartikannya yang sering keliru. Dan ini dapat diaplikasikan kepada semua hal yang menyalahkan manusianya untuk mengangung agungkan media tertentu.
Hit and miss juga dilakukan dengan sedikit memanfaatkaan
fakta yang sudah ada, misal ketika subjek yang diramal adalah orang bali
yang banyak teman di Solo, dia akan mencari nama yang umum (namun tidak
terlalu umum seperti wayan dan Made). Ini juga berlaku dengan
menggunakan tebakan yang range akurasinya tinggi. Sangat sering juga
peramal menggunakan alibi pendengaran/persepsi samar ketika mengatakan
hal hal seperti “Saya mendengar orang bernama wi…wisnu… atau wahyu..”
dan berharap ada satu yang benar benar cocok dalam ingatan subjek.
Hit and miss berfungsi baik karena dalam situasi tersebut Subjek ramalan
cenderung mengabaikan tebakan peramal yang salah dan benar benar fokus pada Hit.
Ketika Hit tercapai maka itu pulalah yang akan dia ceritakan ke rekan
rekannya setelah sesi ramalan. Bahwa si peramal sangat hebat karena bisa
menebak sangat detail bahwa dia punya kekasih bernama Andi.
Contoh sederhana berdasarkan pengalaman pribadi adalah ketika rekan
saya menggunakan tekhnik ini pada seseorang rekan yang berasal dari Bali
dan pindah ke jogja. Kalimat sederhana (disertai dengan senyum
misterius seolah penuh arti) menanyakan “bagaimana Ayu?” membuat si
subjek terpana dan kemudian berkata “Eh, udah jarang ketemu mas”. Ini
berarti bahwa si Subjek memang mengenal orang bernama Ayu dan dari
responnya menunjukkan Ayu adalah orang yang sangat dekat. Ini kemudian
berlanjut dengan sangat cerdas sehingga ketika si Subjek menceritakan
kembali kisah ini kepada temannya, dilakukan dengan kalimat “
Gilak, mas Tomi bisa tau aku punya mantan bernama Ayu padahal ga pernah kenal aku sebelumnya”. Di kesempatan lain seseorang rekan mengaku bahwa
“Peramal itu bisa tau aku selingkuh dengan ibu temen kantorku, padahal gak pernah kenal dan ketemu sebelumnya.” Padahal, adegan sebenarnya yang dikatakan Ibu peramal hanya kalimat sederhana “
Kamu harus menghentikan apa yang selama ini kamu lakukan. Itu tidak baik.”
Menarik bukan? Trik sederhana seperti ini bisa menimbulkan cerita yang
dahsyat karena manusia cenderung menipu diri sendiri karena tertarik dan
berharap mendapatkan hal yang luar biasa pada peramal sebagai akibat
dari
wishful thinking.
Yang paling berbahaya, prinsip
hit and miss juga berlaku
pada penggunaan jasa paranormal untuk mencari pelaku kejahatan. Banyak
orang yang kehilangan barang berharga mencari jawaban ke paranormal.
Paranormal yang menggunakan instingnya sering menunjuk orang tertentu
yang melakukan hal tersebut. Ini memancing fitnah dan perselisihan atau
kecurigaan. Dalam beberapa kasus ternyata kebetulan bahwa orang yang di
tunjuk memang mencuri barang tersebut. Ini membuat popularitas si dukun
menjadi sangat luas tidak terkendali karena mendapatkan viral marketing.
Seringnya, barang tidak ditemukan, dan orang cenderung lebih suka
menceritakan kehebatan si dukun daripada kegagalannnya. Berbeda dengan
dokter dimana satu kasus malpraktek akan lebih suka disebarkan orang
daripada seratus kasus kesembuhan.
Fishing
Fishing (memancing) adalah tekhnik yang lebih spesifik pada
cara kerja hit and miss. Sedikit berbeda dengan tekhnik diatas dimana
Peramal secara tegas mengimplikasi subjek kenal seseorang bernama andi,
ayu, atau fakta fakta lain, dalam tekhnik fishing yang digunakan adalah
memancing informasi pembuka untuk menghasilkan follow up yang lebih
detail dan akurat. Contoh seperti “Saya mendapatkan bisikan anda masih
belum bisa memaafkan seseorang? Atau “saya mendapatkan gambaran seorang
remaja putri berkulit hitam manis dan sedang sedih. Anda tau mengenai
hal ini?” atau berhubungan dengan kesehatan seperti kalimat “saya
merasakan rasa hangat yang tidak lazim di sekitar perut. Anda tau
sesuatu sehubungan hal ini?”
Seperti biasa, subjek akan mencari dalam ingatannya hal yang sesuai
dengan kalimat tersebut lalu menceritakan lebih detail pada si peramal.
Dari sini peramal mendapat pijakan fakta untuk melakukan hit and miss
atau dengan fishing informasi yang lain.
Shotgunning
Tekhnik Shotgunning mungkin lebih pantas disebut dengan AK-47 karena
si peramal memberondong subjek dengan statement dengan range yang luas.
Umumnya berlaku untuk pembacaan ramalan zodiak/shio melalui telefon atau
chat. Kalimat yang digunakan seperti:
”Anda memiliki bintang Libra, umumnya orang Libra
bergerak di bidang perbankan, perdagangan, ekspor impor, wirausaha,
jasa, atau hortikultura.”
“iya, emak saya jualan di pasar.”
“Suasana pasar membuat orang berbintang aquarius harus mewaspadai
persaingan yang umumnya timbul dari orang berbintang pisces, cancer, dan
gemini..”
“iya, tukang sayur saingan mak saya di pasar kayaknya bintangnya cancer.”
Masih memiliki pola yang mirip dimana Subjek akan mencari pembenaran
dari kalimat diatas dengan terlanjur beranggapan kalimat samar yang
dikatakan peramal sudah pasti benar dan jika salah maka itu adalah
kesalahan penginterpretasiannya. Dan tekhnik shotgunning umumnya
dilakukan dengan speed yang tinggi sehingga membuat subjek memiliki
kesempatan yang lebih singkat untuk mengolah dan menggunakan akal
sehatnya. Ini juga sering dilakukan pada tekhnik gendam dan hipnosis
panggung.
Self fulfilling prophecy
Rekan saya bernama Wendra sangat percaya hal hal yang berbau
superstisi, new age dan supranatural secara umum. Pada masa mudanya dia
mengenal peramal wanita yang menurut dia sangat jitu. Hasilnya
menakjubkan bahwa sesuai hasil ramalan, Wendra memang menikahi wanita
berambut panjang berbintang virgo dan punya sejarah tinggal di Bogor.
Bagaimana itu terjadi?
Kepercayaan tinggi terhadap si peramal sejak kecil memuat sosok
peramal/paranormal/orang pintar (dewasa ini sering juga merangkap atau
berkedok ahli agama) itu memiliki kesan yang sangat kuat dan benar benar
terpatri sebagai guru spiritual. Banyak ucapan ucapan bijak yang
akhirnya membuat kesan bahwa apapun yang dia ucapkan pasti benar. Hal
yang terpatri sejak kecil bahwa jodohnya kelak adalah wanita berambut
panjang dan berbintang virgo membuat dia merasa tidak berjodoh dengan
wanita lain yang tidak berciri ciri sama. Pada akhirnya ketika dia
bertemu dengan wanita berambut panjang berbintang virgo, ada niat kuat
bahwa dia harus mendapatkan wanita ini.
Ini disebut sebagai self fulfilling prophecy atau dalam penjelasan
bahwa kepercayaan kuat terhadap ramalan tertentu membuatnya secara sadar
atau tidak mewujudkan sendiri ramalan etrsebut. Dalam artikel lain,
orang yang percaya 13 adalah angka yang sial memiliki kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mati di tanggal 13. Ketika kita mempercaayai ramalan,
segala keputusan keputusan kecil entah itu disengaja atau tidak akan
terpengaruh oleh hal hal tersebut. Ada terlalu banyak contoh untuk hal
ini. Suku yahudi percaya bahwa kitab suci mereka benar secara tidak
terbantahkan dan mengatakan bahwa tanah tertentu diberikan Tuhan bagi
mereka. Hasilnya mereka mati matian merebut tanah itu dengan cara
apaapun, dan ketika mereka hari ini berhasil menduduki tanah tersebut
banyak diantara mereka yang yang mengira itu adalah perwujudan dari
ramalan. Banyak perang suku atau manusia yang terjadi berdasarkan premis
bahwa suatu hari merka akan menang. Kata “suatu hari” membuat mereka
selalu menimang harapan tersebut. Seperti ketika morpheus percaya bahwa
suatu hari akan ada orang yang terpilih untuk datang dan memenangkan
mereka terhadap pertarungan dengan mesin di the matrix. Meski hal
tersebut terjadi di film, self fulfilling prophecy terjadi sangat banyak
di kehidupan nyata.
Vague Statement
Nostradamus adalah contoh kitab kuno yang mengandung banyak kalimat kalimat samar. Dengan membuat kalimat seperti
“Pada hari ke tujuh, dua burung raksasa akan bersatu dan matahari akan gelap selama tujuh hari berturut turut.”
Ditulis dengan bahasa yang nyaris punah membuat proses penerjemahan pun
dipengaruhi oleh maksud yang dikehendaki penerjemah. Kalimat diatas
kemudian dicocok cocokkan dengan kejadian sejarah yang terjadi
sesudahnya. Misal pada 1979 terjadi kecelakaan di tanggal 7 di oregon
dimana dua pesawat bertabrakan pada festival dirgantara dan membuat 4
orang tewas. Kota tersebut berkabung selama 7 hari.
Mereka yang sudah terlanjur mempercayai bahwa nostradamus memiliki
keahlian meramalkan masa depan dan kitab nostradamus tidak pernah salah
mencari apapun yang cocok dengan kalimat diatas. Ada banyak contoh dalam
Nostradamus yang seolah olah meramalkan banyak event penting seperti
kelahiran hitler atau tragedi WTC, namun masing massing sudah dibuktikan
memiliki celah yang sangat besar. Kalimat kalimat abstrak sering
digunakan baik secara tertulis atau lisan. Seperti hampir semua
paranormal yang diminta meramalkan apa yang akan terjadi di tahun
mendatang akan banyak menggunakan kalimat samar (vague statement).
Kiasan kiasan akan banyak digunakan yang membuat orang dalapt
mengartikannya secara luas seperti ksatia piningit, ratu adil, bencana
yang dahsyat dari arah laut, dan seterusnya.
Cold Reading, Warm Reading, dan Hot Reading
Tekhnik tekhnik diatas terangkum dalam istilah cold reading. Jika
anda ingin mengetahui seccara lebih luas dan dalam penerapannya bisa
merujuk pada buku dari ian Rowland berjudul “
The Full facts book of cold
reading”. Meskipun tekhnik coldreading memiliki cakupan luas, istilah
ini sering disandingkan dengan warm reading dan hot reading. Untuk
mengetahui secara singkat perbedaannya, cold reading adalah melakukan
ramalan tanpa mengetahui detail apapund ari si subjek sebelumnya dengan
penggunakaan fishing, forrer effectt dan seterusnya. Warm Reading adalah
melakukan ramalan dengan sedikit mengetahui hal dari subjek yang
diramal dan kemudian menggunakan probabilitas dan kadang pengetahuan
statistik untuk mengetahui fakta yang lain. Sperti ketika kita sudah
mengetahui bahwa subjek yang dihadapi memiliki sifat yang boros, maka
peramal dapat menggunakan hasil kajian ilmiah untuk menebak bahwa subjek
memiliki banyak teman, berkepribadian ekstrovert, ceria, dan
seterusnya. Hot reading pada dasarnya adalah ketika si peramal melakukan
investigasi terlebih dahulu pada subjek. Misal ketika peramal
menggunakan profil facebook si subjek untuk mengetahui hal hal favorit
dan data data pasti si subjek untuk kemudian seolah olah mendapatkan itu
dari sumber lain. Seperti contoh ketika secara jelas si subjek
berdasarkan profil facebooknya tercatat lahir di malang, peramal bisa
menggunakan kalimats eperti “Tabiat seperti anda, pasti lahir di daerah
tinggi yang cenderung dingin.”
Teknik tekhnik diatas baik secara satu atau gabungan dapat ditemui
dengan mudah pada hampir setiap klaim mengenai pembacaan kepribadian,
masa depan, bahkan masa lalu. Apakah ilmu ramalan benar benar ada? Bukan
kapasitas saya untuk menentukannya, tapi setidaknya kita bisa
mengetahui cara cara untuk menduplikasi (bahkan secara lebih baik) efek
yang dihadirkan oleh para peramal tersebut.
Reference
- V. Muhrer, “Astrology on Death Row!”Indian Skeptic11 (1989):
13–19.
- B. R. Forer, “The Fallacy of Personal Validation: A Classroom
Demonstration of Gullibility,” Journal of Abnormal Psychology44 (1949):
118–121.
- P. E. Meehl, “Wanted—A Good Cookbook,” American Psycholo-
gist11 (1956): 263–272.
- D. H. Dickson and I. W. Kelly, “The ‘Barnum Effect’ in Personality
Assessment: A Review of the Literature,” Psychological Reports 57
(1985): 367–382.
- Virkology :
http://virkology.wordpress.com/2013/03/22/penjelasan-trik-trik-ramalan/