Wellcome to my blog. Disini anda bisa menemukan beberapa sampling fotografi dan juga berbagai artikel

Rabu, April 30, 2014

Gloomy Sunday, Lagu Maut Penyebab Wabah Bunuh Diri???

Gloomy Sunday


Bagi sebagian orang penggemar musik atau lagu-lagu era 1930 an tentu tidak asing mendengar lagu berjudul “GloomySunday”. Tak hanya itu, mereka tentu juga sering mendengar rumor-rumor bahwa Gloomy Sunday menyebabkan wabah bunuh diri di berbagai negara. Menurut rumor yang beredar, lagu ini pernah dilarang untuk diputar oleh Inggris sejak tahun 1941, demikian juga di Hungaria, negara asal si penggubah, sejak tahun 1930 an, di Perancis dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat sejak beberapa tahun setelah lagu ini mencapai “hit” dan mendapat predikat “best seller” yaitu akhir 1930 an. Apakah rumor-rumor tersebut benar adanya?

Meskipun dalam sejarah banyak hasil seni, termasuk lagu atau musik, dikaitkan sebagai penyebab bunuh diri, tidak banyak publikasi atau studi ilmiah psikologi dilakukan untuk mengkajinya secara rinci. Gloomy Sunday adalah salah satu contoh hasil karya seni yang bisa dikaitkan dengan fenomena ini.

Gloomy Sunday ditulis oleh pianis dan komposer Hungaria bernama Rezso Seress dan Lazlo Javor pada tahun 1933. Lagu ini adalah lagu sedih yang menceritakan seorang pemuda yang ditinggal mati oleh kekasihnya dan akhirnya memilih untuk bunuh diri agar bisa bersatu kembali. Ketika pertama kali beredar dan diputar pada tahun 1933, tampaknya lagu ini tidak banyak memiliki dampak negatif di masyarakat. Baru tiga tahun setelahnya, yaitu pada tahun 1936 mulai bermunculan berita tentang peningkatan insiden bunuh diri yang diinduksi oleh lagu ini. Banyak sumber anekdotal menyebutkan bahwa para korban bunuh diri melakukan ritual bunuh diri selama atau setelah mendengar lagu ini. Majalah Time pada terbitan 30 Maret 1936 memberikan laporan bahwa sebulan sebelumnya ada 17 kasus bunuh diri di Budapest, Hungaria yang semuanya terjadi selama atau setelah korban mendengar lagu Gloomy Sunday. Dua orang melakukan bunuh diri dengan menembak kepalanya selama mendengarkan lagu tersebut dinyanyikan di ruang publik, sisanya, beberapa di antaranya menenggelamkan diri di sungai dengan lirik lagu berada di genggaman, sementara sisanya ada yang gantung diri dengan diiringi lagu Gloomy Sunday.

Laporan-laporan anekdotal tentang kejadian bunuh diri di seputar lagu Gloomy Sunday tidak hanya terjadi di Hungaria. Insiden yang sama juga meningkat di berbagai negara seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu di Amerika Serikat, Prancis dan Inggris mulai sekitar pertengahan 30an sampai awal 1940 an. Namun perlu diingat bahwa dua fenomena yang terjadi berurutan tidak selalu memiliki hubungan sebab akibat. Lantas bagaimana dengan laporan-laporan tersebut?Apakah itu sebuah kebohongan belaka?Kita tidak pernah tahu pasti, tapi agar pembahasan berlanjut, sebaiknya kita asumsikan bahwa laporan-laporan tersebut benar adanya.

Pertama, untuk mengetahui bahwa memang benar lagu itu menyebabkan peningkatan insiden bunuh diri, terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa insiden bunuh diri sebelum lagu itu diciptakan dan berapa insidennya setelah lagu itu diciptakan dan beredar lalu membandingkan kedua insiden tersebut untuk mengukur apakah ada perbedaan yang bermakna. Kedua, kita harus mencari ada atau tidaknya penjelasan lain penyebab naiknya insiden bunuh diri.


Angka Insiden Bunuh Diri di Hungaria Sebelum tahun 1933.
Sepanjang sejarah abad 20, Hungaria memiliki angka insiden bunuh diri tertinggi di dunia. Sebelum tahun 1933, insiden bunuh diri di Hungaria adalah 32 per 100.000 penduduk, dan pada tahun 1936, angka itu menjadi 31 per 100.000 penduduk. Angka insiden ini tidak terbatas pada orang-orang Hungaria yang tinggal di Hungaria tapi juga pada orang-orang Hungaria yang tinggal di negara lain. Tampaknya kecenderungan untuk terserang depresi memiliki komponen genetis yang dapat diturunkan. Tanpa melakukan uji statistik pun kita tahu bahwa data tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan insiden bunuh diri antara sebelum dan sesudah lagu Gloomy Sunday beredar. Bagaimana dengan negara-negara lain?Memang benar bahwa selama era 1930-1940 an terjadi peningkatan insiden depresi dan bunuh diri, namun apakah hal itu disebabkan oleh beredar luasnya lagu Gloomy Sunday?Tampaknya bukan.

Peningkatan Insiden Depresi Akibat “Great Depression” dan Perang Dunia II
Mulai awal tahun 1930 an sampai awal tahun 1940 an dunia dilanda krisis ekonomi global yang dikenal sebagai era “Great Depression”. Krisis ekonomi global menjadi semakin parah sebelum era perang duni ke II yang terjadi mulai tahun 1939. Pasar modal di berbagai penjuru dunia kolaps, banyak orang kehilangan pekerjaan, perusahaan besar bengkrut dan terjadi kepanikan ekonomi di mana-mana. Tidak heran jika era ini disebut sebagai “Great Depression” sebab insiden depresi merebak di berbagai negara. Charless Duhigg, wartawan berita bisnis The New York Times, menyebutkan bahwa krisis ekonomi saat itu merupakan krisis ekonomi teparah dan terpanjang selama abad 20. Seperti yang bisa Anda bayangkan, bukan hal yang baru jika krisis ekonomi yang parah dan berkepanjangan dapat menyebabkan depresi dan berujung bunuh diri.

Selama tahun yang sama pula, pecah perang dunia kedua. Hal ini tentu membuat masyarakat luas menjadi semakin panik akan keadaan sosio-politik yang tak menentu. Perang dunia kedua dimulai ketika Jerman mengebom Polandia bulan September 1939.

Kedua penjelasan di atas dapat memberikan gambaran bahwa rumor lagu “Gloomy Sunday” menyebabkan bunuh diri tidaklah sepenuhnya benar. Lagu ini lebih tepat disebut sebagai faktor pencetus (triggering factors), bukan faktor penyebab (causal factors). Ia memang memiliki efek suicidogenik, namun perannya hanyalah sebatas faktor pencetus. Faktor penyebab adalah variabel tidak tergantung yang harus selalu mendahului akibat dan keberadaannya menjadi penyebab munculnya akibat, berbeda dengan faktor pencetus. Faktor pencetus hanya bisa menunculkan akibat jika sebelumnya sudah ada faktor penyebab. Efek faktor pencetus tidaklah adekuat untuk memunculkan akibat dengan sendirinya. Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan insiden bunuh diri bukan disebabkan oleh beredarnya lagu “Gloomy Sunday” tapi karena krisis ekonomi berkepanjangan dan kondisi sosio-politik yang tidak menentu akibat perang. Kenyataan ini sudah cukup untuk meningkatkan insiden depresi dan meningkatkan kepekaan orang terhadap rangsangan suicidogenik, dalam hal ini lagu Gloomy Sunday.

Sumber:
- Bourke, J. 2001. The Second World War: A People’s History. Oxford University Press: England.
- Garraty, JA. 1987. The Great Depression. Anchor Publishing: USA
- Stack, S., et al. 2007. Gloomy Sunday: Did The “Hungarian Suicide Song” Really Create a Suicide Epidemic?. Omega Vol. 56(4): p. 349-358.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Hanya mitos dan anekdot...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review