Wellcome to my blog. Disini anda bisa menemukan beberapa sampling fotografi dan juga berbagai artikel

Selasa, April 22, 2014

Penjelasan Trik Trik Ramalan


Peramal Tarot

Peramal Tarot

Bahkan hingga beberapa hari yang lalu muncul seorang bintang tamu dalam acara live talk show dengan profesi: peramal dengan bunga. Bisa ditebak, ibu separuh baya dengan melihat dan mencium bunga mawar (It’s a good theatrical gesture) lalu menceritakan kepribadian si artis dan sebagainya. Ramal meramal kepribadian dan masa depan pernah begitu booming di berbagai belahan dunia mulai dari Tarot, Astrologi (Zodiak), Palmistry (pembacaan garis tangan), hingga figur figur yang dikenal sebagai peramal seperti Nostradamus, Mama Lorentz atau Ki Joko Bodo. 
 
Apakah mereka benar benar bisa melihat masa depan? Benar atau tidak, sebenarnya sudah sejak lama para ilmuwan dan psikolog memiliki penjelasan dan cara yang bagus untuk mereplikasi sempurna apa yang sering dilakukan oleh segala jenis ramalan yang ada dan masih relevan hingga sekarang. Apapun media yang digunakan untuk meramal umumnya mengandung salah satu atau lebih ciri ciri tertentu yang akan dijelaskan dibawah ini. Para peramal tentu memiliki cara sendiri untuk menemukan tekhniknya, namun berikut ini adalah istilah2 yang biasa digunakan oleh para skeptis suntuk menjelaskan trik trik ramalan.

Forer Effect

Forer effect adalah sebutan untuk kalimat yang terkesan spesifik dan personal, padahal sangat umum dan bisa diaplikasikan ke hampir semua orang sehingga menimbulkan ilusi ramalan/pembacaan karakter personal yang akurat. Model ini muncul untuk ramalan masal seperti yang umumnya ada di rubrik ramalan bintang di majalah dan koran, shio, analisis karakter generalisasi komputer, hingga pembacaan karakter lewat garis tangan. Simak contoh kalimat berikut:
”Anda adalah orang yang bisa sangat bertanggung jawab saat situasi terdesak. Anda memiliki kebutuhan untuk disukai dan dikagummi orang lain. Anda memiliki kapasitas kemampuan yang belum digunakan secara maksimal untuk menunjang hidup anda. Anda memiliki kemampuan untuk berfikir independen dan umumnya tidak mudah mempercayai segala sesuatu namun sering memiliki kebaikan hati untuk tidak terlalu terbuka pada orang lain mengenai hal ini.”
Bertram forer pada akhir tahun 1940an melakukan eksperimen dengan menggunakan model kalimat diatas. Pada masa itu ramalan bintang/astrologi masih sangat populer dan digemari banyak orang. Forer yang juga mengajar di kelas Psikologi membuat kuisioner test kepribadian pada para mahasiswanya dengan mengatakan bahwa instrumen tersebut akan memberikan hasil analisa kepribadian yang sesuai karakter masing masing orang. Ketika seminggu kemudian hasilnya dibagikan, para mahasiswa diminta untuk memberikan penilaian antara 1 sampai 5 untuk menentukan sejauh mana hasil jabaran kepribadian tersebut sesuai dengan karakter personal mereka. Hasil dari penelitian itu menunjukan bahwa hampir semua siswa memberikan skor penuh antara 4 hingga 5. Ketika Forer meminta salah satu orang untuk membacakan hasil dari deskripsi miliknya, segera semua orang tau bahwa masing masing orang mendapatkan isi kertas yang sama persis. Forer mengatakan bahwa hasil “analisa” itu hanyalah gabungan dari jabaran buku ramalan bintang yang dia beli beberapa hari sebelumnya.
Penelitian diatas menunjukkan kecenderungan bahwa otak manusia mudah ditipu oleh kalimat kalimat yang umum dan merasa bahwa hal tersebut sangat bersifat personal. Anda bisa menemukan pola kalimat seperti ini pada hampir mayoritas model ramalan yang menggunakan nama, tanggal lahir, shio, garis tangan, atau ramalan dengan media apapun termasuk daun teh.

Flattery effect

Pujian yang halus dan terselubung sering memperkuat delusi yang diberikan oleh peramal. Secara sekilas umumnya seseorang mudah diidentifikasi sebagai sosok yang introvert atau ekstrovert. Pada orang introvert kalimat seperti “secara umum anda memiliki daya amat yang lebih bagus dibanding yang lain, analisa dan ingatan yang cukup tajam, namun sering juga melupakan hal hal sepele.” Ini sebenarnya merupakan pola yang sama dengan Forer effect namun letak penekanannya adalah penggunaan pujian yang tidak terlalu tegas. Orang suka mendapat pujian, dan apalagi itu bukan pujian melaiknnkan statement atas kepribadiannya bukan merupakan pendapat orang lain. Hal hal seperti ini akan menguatkan delusi dan membuat orang lebbih suka untuk percaya pada statement tersebut. Dan ingat, seringnya kesuksesan peramal bukan karena akurasi ramalannya namun orang merasa nyaman terhadap apa yang didengarnya. Dengan banyak memasukkan elemen pujian atau hal hal yang menyenangkan, subjek akan terus datang pada anda sebagai peramal.

Hit and miss

Tekhnik ini diaplikasikan pada situasi live dimana peramal berhadapan langsung dengan subjek atau banyak audience. Dengan menebak detail tertentu yang sebenarnya umum dan melakukannya secara samar membuat hal itu mudah dilupakan jika tebakannya salah. Contoh:
”Ada orang dekat dengan anda bernama Andi. Anda mengingatnya?” atau “Orang yang pernah memberi bantuan pada anda saat anda terkena musibah diam diam jatuh cinta pada anda.”
Kalimat diatas terkesan sangat spesifik dan bisa memberikan efek hit yang kuat pada orang yang tepat. Jika meleset, peramal selalu punya cara keluarnnya tersendiri. Tidak sulit untuk melakukan hal ini. Di Indonesia, Andi adalah nama yang umum dan masing masing orang pernah terkena musibah/masalah. Dengan mengatakannya secara samar seperti diatas Subjek akan memaksa pikirannya untuk mencari cari dalam memorinya yang sesuai dengan yang dikatakan si peramal. Toh hampir semua yang berhubungan dengan peramal umumnya sudah percaya dan memiliki harapan untuk mendapatkan kejutan.

Seandainya dalam suatu kasus si subjek secara tegas tidak merasa punya teman dekat bernama andi, hal ini mudah dengan elakan seperti “Mungkin anda lupa” atau “Saya merasakan kedekatan emosi yang kuat, jadi mungkin diam diam Andi merasa sangat dekat pada anda tanpa anda menyadarinya”, atau bisa juga peramal mengatakan hal yang merendah dan elegan seperti “Mungkin saya yang salah menerjemahkannya.” Peramal sering menggunakan kalimat terakhir untuk mengukuhkan bahwa yang salah bukan medianya melainkan kemampuan membacanya. Kartu Tarot tidak pernah salah, namun mengartikannya yang bisa salah. Kitab nostradamus tidak pernah salah, hanya mengartikannya yang sering keliru. Dan ini dapat diaplikasikan kepada semua hal yang menyalahkan manusianya untuk mengangung agungkan media tertentu.

 Hit and miss juga dilakukan dengan sedikit memanfaatkaan fakta yang sudah ada, misal ketika subjek yang diramal adalah orang bali yang banyak teman di Solo, dia akan mencari nama yang umum (namun tidak terlalu umum seperti wayan dan Made). Ini juga berlaku dengan menggunakan tebakan yang range akurasinya tinggi. Sangat sering juga peramal menggunakan alibi pendengaran/persepsi samar ketika mengatakan hal hal seperti “Saya mendengar orang bernama wi…wisnu… atau wahyu..” dan berharap ada satu yang benar benar cocok dalam ingatan subjek.

Hit and miss berfungsi baik karena dalam situasi tersebut Subjek ramalan cenderung mengabaikan tebakan peramal yang salah dan benar benar fokus pada Hit. Ketika Hit tercapai maka itu pulalah yang akan dia ceritakan ke rekan rekannya setelah sesi ramalan. Bahwa si peramal sangat hebat karena bisa menebak sangat detail bahwa dia punya kekasih bernama Andi.

Contoh sederhana berdasarkan pengalaman pribadi adalah ketika rekan saya menggunakan tekhnik ini pada seseorang rekan yang berasal dari Bali dan pindah ke jogja. Kalimat sederhana (disertai dengan senyum misterius seolah penuh arti) menanyakan “bagaimana Ayu?” membuat si subjek terpana dan kemudian berkata “Eh, udah jarang ketemu mas”. Ini berarti bahwa si Subjek memang mengenal orang bernama Ayu dan dari responnya menunjukkan Ayu adalah orang yang sangat dekat. Ini kemudian berlanjut dengan sangat cerdas sehingga ketika si Subjek menceritakan kembali kisah ini kepada temannya, dilakukan dengan kalimat “Gilak, mas Tomi bisa tau aku punya mantan bernama Ayu padahal ga pernah kenal aku sebelumnya”. Di kesempatan lain seseorang rekan mengaku bahwa “Peramal itu bisa tau aku selingkuh dengan ibu temen kantorku, padahal gak pernah kenal dan ketemu sebelumnya.” Padahal, adegan sebenarnya yang dikatakan Ibu peramal hanya kalimat sederhana “Kamu harus menghentikan apa yang selama ini kamu lakukan. Itu tidak baik.

Menarik bukan? Trik sederhana seperti ini bisa menimbulkan cerita yang dahsyat karena manusia cenderung menipu diri sendiri karena tertarik dan berharap mendapatkan hal yang luar biasa pada peramal sebagai akibat dari wishful thinking.

Yang paling berbahaya, prinsip hit and miss juga berlaku pada penggunaan jasa paranormal untuk mencari pelaku kejahatan. Banyak orang yang kehilangan barang berharga mencari jawaban ke paranormal. Paranormal yang menggunakan instingnya sering menunjuk orang tertentu yang melakukan hal tersebut. Ini memancing fitnah dan perselisihan atau kecurigaan. Dalam beberapa kasus ternyata kebetulan bahwa orang yang di tunjuk memang mencuri barang tersebut. Ini membuat popularitas si dukun menjadi sangat luas tidak terkendali karena mendapatkan viral marketing. Seringnya, barang tidak ditemukan, dan orang cenderung lebih suka menceritakan kehebatan si dukun daripada kegagalannnya. Berbeda dengan dokter dimana satu kasus malpraktek akan lebih suka disebarkan orang daripada seratus kasus kesembuhan.

Fishing

Fishing (memancing) adalah tekhnik yang lebih spesifik pada cara kerja hit and miss. Sedikit berbeda dengan tekhnik diatas dimana Peramal secara tegas mengimplikasi subjek kenal seseorang bernama andi, ayu, atau fakta fakta lain, dalam tekhnik fishing yang digunakan adalah memancing informasi pembuka untuk menghasilkan follow up yang lebih detail dan akurat. Contoh seperti “Saya mendapatkan bisikan anda masih belum bisa memaafkan seseorang? Atau “saya mendapatkan gambaran seorang remaja putri berkulit hitam manis dan sedang sedih. Anda tau mengenai hal ini?” atau berhubungan dengan kesehatan seperti kalimat “saya merasakan rasa hangat yang tidak lazim di sekitar perut. Anda tau sesuatu sehubungan hal ini?”
Seperti biasa, subjek akan mencari dalam ingatannya hal yang sesuai dengan kalimat tersebut lalu menceritakan lebih detail pada si peramal. Dari sini peramal mendapat pijakan fakta untuk melakukan hit and miss atau dengan fishing informasi yang lain.

Shotgunning

Tekhnik Shotgunning mungkin lebih pantas disebut dengan AK-47 karena si peramal memberondong subjek dengan statement dengan range yang luas. Umumnya berlaku untuk pembacaan ramalan zodiak/shio melalui telefon atau chat. Kalimat yang digunakan seperti:
”Anda memiliki bintang Libra, umumnya orang Libra bergerak di bidang perbankan, perdagangan, ekspor impor, wirausaha, jasa, atau hortikultura.”
“iya, emak saya jualan di pasar.”
“Suasana pasar membuat orang berbintang aquarius harus mewaspadai persaingan yang umumnya timbul dari orang berbintang pisces, cancer, dan gemini..”
“iya, tukang sayur saingan mak saya di pasar kayaknya bintangnya cancer.”
Masih memiliki pola yang mirip dimana Subjek akan mencari pembenaran dari kalimat diatas dengan terlanjur beranggapan kalimat samar yang dikatakan peramal sudah pasti benar dan jika salah maka itu adalah kesalahan penginterpretasiannya. Dan tekhnik shotgunning umumnya dilakukan dengan speed yang tinggi sehingga membuat subjek memiliki kesempatan yang lebih singkat untuk mengolah dan menggunakan akal sehatnya. Ini juga sering dilakukan pada tekhnik gendam dan hipnosis panggung.

Self fulfilling prophecy

Rekan saya bernama Wendra sangat percaya hal hal yang berbau superstisi, new age dan supranatural secara umum. Pada masa mudanya dia mengenal peramal wanita yang menurut dia sangat jitu. Hasilnya menakjubkan bahwa sesuai hasil ramalan, Wendra memang menikahi wanita berambut panjang berbintang virgo dan punya sejarah tinggal di Bogor. Bagaimana itu terjadi?

Kepercayaan tinggi terhadap si peramal sejak kecil memuat sosok peramal/paranormal/orang pintar (dewasa ini sering juga merangkap atau berkedok ahli agama) itu memiliki kesan yang sangat kuat dan benar benar terpatri sebagai guru spiritual. Banyak ucapan ucapan bijak yang akhirnya membuat kesan bahwa apapun yang dia ucapkan pasti benar. Hal yang terpatri sejak kecil bahwa jodohnya kelak adalah wanita berambut panjang dan berbintang virgo membuat dia merasa tidak berjodoh dengan wanita lain yang tidak berciri ciri sama. Pada akhirnya ketika dia bertemu dengan wanita berambut panjang berbintang virgo, ada niat kuat bahwa dia harus mendapatkan wanita ini.

Ini disebut sebagai self fulfilling prophecy atau dalam penjelasan bahwa kepercayaan kuat terhadap ramalan tertentu membuatnya secara sadar atau tidak mewujudkan sendiri ramalan etrsebut. Dalam artikel lain, orang yang percaya 13 adalah angka yang sial memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mati di tanggal 13. Ketika kita mempercaayai ramalan, segala keputusan keputusan kecil entah itu disengaja atau tidak akan terpengaruh oleh hal hal tersebut. Ada terlalu banyak contoh untuk hal ini. Suku yahudi percaya bahwa kitab suci mereka benar secara tidak terbantahkan dan mengatakan bahwa tanah tertentu diberikan Tuhan bagi mereka. Hasilnya mereka mati matian merebut tanah itu dengan cara apaapun, dan ketika mereka hari ini berhasil menduduki tanah tersebut banyak diantara mereka yang yang mengira itu adalah perwujudan dari ramalan. Banyak perang suku atau manusia yang terjadi berdasarkan premis bahwa suatu hari merka akan menang. Kata “suatu hari” membuat mereka selalu menimang harapan tersebut. Seperti ketika morpheus percaya bahwa suatu hari akan ada orang yang terpilih untuk datang dan memenangkan mereka terhadap pertarungan dengan mesin di the matrix. Meski hal tersebut terjadi di film, self fulfilling prophecy terjadi sangat banyak di kehidupan nyata.
Vague Statement
Nostradamus adalah contoh kitab kuno yang mengandung banyak kalimat kalimat samar. Dengan membuat kalimat seperti “Pada hari ke tujuh, dua burung raksasa akan bersatu dan matahari akan gelap selama tujuh hari berturut turut.” Ditulis dengan bahasa yang nyaris punah membuat proses penerjemahan pun dipengaruhi oleh maksud yang dikehendaki penerjemah. Kalimat diatas kemudian dicocok cocokkan dengan kejadian sejarah yang terjadi sesudahnya. Misal pada 1979 terjadi kecelakaan di tanggal 7 di oregon dimana dua pesawat bertabrakan pada festival dirgantara dan membuat 4 orang tewas. Kota tersebut berkabung selama 7 hari.

Mereka yang sudah terlanjur mempercayai bahwa nostradamus memiliki keahlian meramalkan masa depan dan kitab nostradamus tidak pernah salah mencari apapun yang cocok dengan kalimat diatas. Ada banyak contoh dalam Nostradamus yang seolah olah meramalkan banyak event penting seperti kelahiran hitler atau tragedi WTC, namun masing massing sudah dibuktikan memiliki celah yang sangat besar. Kalimat kalimat abstrak sering digunakan baik secara tertulis atau lisan. Seperti hampir semua paranormal yang diminta meramalkan apa yang akan terjadi di tahun mendatang akan banyak menggunakan kalimat samar (vague statement). Kiasan kiasan akan banyak digunakan yang membuat orang dalapt mengartikannya secara luas seperti ksatia piningit, ratu adil, bencana yang dahsyat dari arah laut, dan seterusnya.

Cold Reading, Warm Reading, dan Hot Reading

Tekhnik tekhnik diatas terangkum dalam istilah cold reading. Jika anda ingin mengetahui seccara lebih luas dan dalam penerapannya bisa merujuk pada buku dari ian Rowland berjudul “The Full facts book of cold reading”. Meskipun tekhnik coldreading memiliki cakupan luas, istilah ini sering disandingkan dengan warm reading dan hot reading. Untuk mengetahui secara singkat perbedaannya, cold reading adalah melakukan ramalan tanpa mengetahui detail apapund ari si subjek sebelumnya dengan penggunakaan fishing, forrer effectt dan seterusnya. Warm Reading adalah melakukan ramalan dengan sedikit mengetahui hal dari subjek yang diramal dan kemudian menggunakan probabilitas dan kadang pengetahuan statistik untuk mengetahui fakta yang lain. Sperti ketika kita sudah mengetahui bahwa subjek yang dihadapi memiliki sifat yang boros, maka peramal dapat menggunakan hasil kajian ilmiah untuk menebak bahwa subjek memiliki banyak teman, berkepribadian ekstrovert, ceria, dan seterusnya. Hot reading pada dasarnya adalah ketika si peramal melakukan investigasi terlebih dahulu pada subjek. Misal ketika peramal menggunakan profil facebook si subjek untuk mengetahui hal hal favorit dan data data pasti si subjek untuk kemudian seolah olah mendapatkan itu dari sumber lain. Seperti contoh ketika secara jelas si subjek berdasarkan profil facebooknya tercatat lahir di malang, peramal bisa menggunakan kalimats eperti “Tabiat seperti anda, pasti lahir di daerah tinggi yang cenderung dingin.”

Teknik tekhnik diatas baik secara satu atau gabungan dapat ditemui dengan mudah pada hampir setiap klaim mengenai pembacaan kepribadian, masa depan, bahkan masa lalu. Apakah ilmu ramalan benar benar ada? Bukan kapasitas saya untuk menentukannya, tapi setidaknya kita bisa mengetahui cara cara untuk menduplikasi (bahkan secara lebih baik) efek yang dihadirkan oleh para peramal tersebut.

Reference

- V. Muhrer, “Astrology on Death Row!”Indian Skeptic11 (1989):
13–19.
- B. R. Forer, “The Fallacy of Personal Validation: A Classroom
Demonstration of Gullibility,” Journal of Abnormal Psychology44 (1949):
118–121.
- P. E. Meehl, “Wanted—A Good Cookbook,” American Psycholo-
gist11 (1956): 263–272.
- D. H. Dickson and I. W. Kelly, “The ‘Barnum Effect’ in Personality
Assessment: A Review of the Literature,” Psychological Reports 57
(1985): 367–382.
- Virkology : http://virkology.wordpress.com/2013/03/22/penjelasan-trik-trik-ramalan/

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review