Hubungan Optimisme, Kesehatan dan Kematian ~ Muherdi Oktarian

Charles Schulz, penggagas dan pembuat serial kartun Peanuts, meninggal sore hari setelah komik strip terakhirnya dipublikasikan. Komik strip itu juga memuat surat perpisahan yang ditandatangani oleh Schulz. Setidaknya tiga Presiden dalam sejarah Amerika serikat meninggal dunia tepat pada tanggal 4 July setelah merayakan hari Nasional Amerika serikat.

Peanuts Last Strip

Bukti anekdotal ini membuat pertanyaan, mungkinkah orang mampu memperpanjang sedikit waktu kematiannnya hingga saat saat tertentu yang sentimental? David Phillips, sosiologis dari Universitas Carolina, San Diego mendedikasikan karirnya untuk penelitian di bidang ini. Pada tahun 1970 menerbitkan disertasi doktoralnya yang berjudul “Kematian sebagai bentuk perilaku sosial”. Phillips mencari saat saat sentimental bagi kebanyakan orang dan melihat angka kematian di seputar tanggal itu lewat catatan sipil setempat. Natal tentu saat yang bagus karena bagi sebagian besar orang adalah waktu yang penting untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat. Sayangnya, tanggal ini mengandung bias karena meskipun ditemukan angka kematian yang meningkat setelah natal, ini bisa dikarenakan suhu yang menurun tajam di akhir tahun. Natal dan angka mortalitas bukan subjek penelitian yang bagus karena hal itu. Dari sini Phillips harus mencari tanggal perayaan yang berubah setiap tahun dan pilihannya jatuh pada Ramadhan atau Perayaaan Bulan Panen China. Pilihan jatuh pada opsi kedua. Perayaan ini sangat penting dalam tradisi etnis tionghoa layaknya Tahun Baru China dimana keluarga berkumpul. Hasilnya, berdasarkan catatan kematian pemerintah China, terjadi penurunan 35% kematian seminggu sebelum perayaan dan kenaikan dalam jumalh yang sama seminggu setelah perayaan.

Salah satu penelitian dengan sampel terbesar yang dilakukan Phillips adalah menginvestigasi hubungan antara tanggal lahir dan tanggal kematian pada catatan sipil California antara tahun 1969 hingga 1990 dengan sampel mencapai 3 juta data penduduk. Hasilnya menarik, dalam 360 hari dalam setahun, angka kematian wanita lebih tinggi pada seminggu setelah ulang tahun mereka, sementara pada pria angka kematian tertinggi terjadi seminggu sebelum ulang tahun mereka. Phillips berargumen bahwa ini terjadi akibat wanita cenderung melihat ulang tahun sebagai hari yang pantas untuk dirayakan, sementara pria melihatnya sebagai hari instropeksi apa yang sudah mereka capai di umur tersebut. Ini menyebabkan stress berlebih pada pria dibanding wanita. Hasil penelitian ini secara keseluruhan mendukung ide bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mempertahankan mekanisme tubuhnya tetap bekerja lebih lama atau lebih pendek.

Ide ini tentu dianggap kontroversial oleh berbagai pihak meskipun beberapa peneliti sesudahnya mengkonfirmasi ulang penelitian ini dan amendapatkan hasil yang relatif sama. Bagaimanapun juga penelitian ini sejalan dengan temuan bahwa persepsi pikiran mampu mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, penelitian 1996 di Finlandia menggunakan sampel sebanyak 2000 orang, mengklasifikasikan lewat kuisioner apakah orang tersebut masuk klasifikasi “pesimist”, “Netral” dan “Optimis”. Mereka memonitor selama lebih dari 6 tahun dan menemukan bahwa subjek yang mmasuk dalam kategori pesimis cenderung lebih dulu mati lewat penyakit kangker, penyakit kardiovascular (jantung), atau kecelakaan dibanding mereka yang masuk kategori Netral. Sebaliknya mereka yang berada di grup Optimis secara signifikan memiliki angka kematian yang jauh lebih rendah.
Singkatnya, selalu memiliki impian dan optimisme membuat anda lebih sehat dan hidup lebih lama.

Reference:
- R. V. Levine et al., “Helping in 36 US Cities,” Journal of Personal-
ity and Social Psychology67 (1994): 69–81.
- R. V. Levine, A. Norenzayan, and K. Philbrick, “Cross-Cultural Dif-
ferences in Helping Strangers,” Journal of Cross-Cultural Psychology32
(2001): 543–560.