Segitiga Bermuda merupakan urban legend untuk menyebut daerah berbentuk segitiga yang meliputi batas antara Miami, Bermuda, dan Puerto Rico. Legenda mengatakan bahwa banyak orang, kapal dan pesawat telah menghilang secara misterius di daerah ini. Jumlah dari berapa banyak yang menghilang secara misterius dapat sangat berbeda tergantung pada siapa yang melakukan perhitungan. Ukuran segitiga pun bervariasi mulai dari dari 500.000 mil persegi hingga tiga kali ukuran tersebut, tergantung pada imajinasi dari penulis. (Beberapa memasukkan Azores, Teluk Meksiko, dan Hindia Barat dalam area segitiga bermuda.) Beberapa diantaranya mengklaim jejak kecelakaan sudah ada sejak jaman Columbus. Meskipun demikian, jumlah kecelakaan yang diperkirakan terjadi di sana berjumlah antara 200 hingga tidak lebih dari 1.000 insiden dalam 500 tahun terakhir. Howard Rosenberg mengklaim bahwa pada tahun 1973 US Coast Guard menjawab lebih dari 8.000 panggilan darurat di daerah itu dan yang lebih dari 50 kapal dan 20 pesawat telah turun di Segitiga Bermuda dalam satu abad terakhir.
Istilah “Segitiga Bermuda” (Bermuda Triangle) pertama kali digunakan dalam artikel yang ditulis oleh Vincent H. Gaddis pada Majalah Argosy tahun 1964. Gaddis mengklaim bahwa ada banyak kapal dan pesawat menghilang di area ini tanpa ada penjelasan. Satu dekade sebelumnya, George X. Sands dalam tulisannya di Majalah Fate juga mengemukakan beberapa kecelakaan aneh di area tersebut. Pada tahun 1969, John Wallace Spencer menulis buku berjudul “Limbo of the Lost Specifically” tentang segitiga bermuda dan dua tahun kemudian, sebuah film dokumenter berjudul “The Devil’s Triangle” dirilis.
Banyak teori yang telah diberikan untuk menjelaskan misteri yang luar biasa dari kapal dan pesawat hilang. Makhluk luar angkasa yang sangat jahat, sisa kristal dari Atlantis, teroris dengan alat anti-gravitasi atau teknologi aneh yang tidak dikenal manusia, dan vortisitas dari dimensi keempat adalah favorit di kalangan para penulis science fiction. Disisi lain medan magnet raksasa dan gelembung kelautan (gas metana dari dasar laut) adalah penjelasan yang disukai banyak orang. Terakhir, para ilmuwan dan para skeptis lebih melihat faktor cuaca (badai, angin topan, tsunami, gempa bumi, gelombang tinggi, arus, dll), nasib buruk, bajak laut, muatan eksplosif, navigator tidak kompeten, penyebab alami dan manusia lainnya merupakan sebagai gabungan faktor yang menyebabkan banyaknya kecelakaan di area tersebut..
Ada beberapa ilmuwan yang berpendapat bahwa fakta-fakta yang ada justru tidak mendukung legenda, tersebut. Bahwa sebenarnya sama sekali tidak ada misteri yang perlu dipecahkan di segitiga bermuda. Jumlah kecelakaan di area tersebut sama sekali tidak luar biasa mengingat ukuran wilayah yang sangat luas, medan yang tidak terlalu bersahabat, serta traffic yang sangta tinggi, menyebabkan tingginya jumlah kecelakaan menjadi bukanlah sesuatu yang luar biasa. Bayangkan ada 10 kecelakaan dalam gang kecil dalam seminggu, tentu itu luar biasa, namun bayangkan ada 10 kecelakaan dalam seminggu di jalan raya besar sepanjang 100 kilometer dengan traffic yang sangat padat, tentu bukan hal yang luar biasa. Terlebih ilmu navigasi, standar keselamatan penerbangan, dan tekhnologi penerbangan/perkapalan telah berkembang pesat sejak 100 tahun terakhir.Jika kita menggali lebih dalam mitos segitiga bermuda tersebut kita akan menemukan bahwa ada banyak laporan kehilangan pesawat, hilangnya awak kapal secara misterius justru terjadi diluar area segitiga bermuda. Investigasi dari setiap detail laporan kecelakan kecelakaan tersebut menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya kejadian luar biasa di daerah tersebut. Akhirnya ini menunjukkan bahwa penjelasan luar biasa seperti alien, gas metana, kristal luar angkasa, apalagi kerajaaan iblis menjadi tidak lagi diperlukan. Misteri sesungguhnya adalah bagaimana segitiga bermuda menjadi misteri sejak awal.
Legenda modern dari Segitiga Bermuda dimulai segera setelah lima pesawat Angkatan Laut (Penerbangan 19) menghilang pada misi pelatihan selama badai parah pada tahun 1945. Teori yang paling logis mengapa mereka menghilang adalah bahwa kompas pilot pemimpin, Letnan Charles Taylor gagal berfungsi. Pesawat Peserta pelatihan ‘tidak dilengkapi dengan instrumen navigasi yang baik’. Kelompok ini bingung dan kehabisan bahan bakar. Tak ada kekuatan misterius selain gaya gravitasi dan kehabisan bahan bakar. Memang benar bahwa salah satu pesawat penyelamatan meledak tak lama setelah lepas landas, tapi jelas ini lebih mungkin disebabkan oleh tangki bensin rusak karena minimnya inspeksi dalam kondisi darurat penyelamatan daripada kekuatan misterius.
Selama bertahun-tahun ada puluhan artikel, buku, dan program televisi mempromosikan misteri Segitiga Bermuda. Yang paling bertanggungjawab atas populernya mitos ini tak lain adalah Charlez Berlitz dalam buku karyanya yang ditulis pada 1974, termasuk didalamnya transkrip percakapan aneh yang belakangan banyak sekali dikutip oleh media dan buku sesudahnya. Lary Kuche dari Arizona State University menerbitkan buku pada tahun 1975 berisi investigasi terhadap klaim kecelakaan yang dimuat dalam banyak buku dan artikel dan membandingkannya dengan laporan kecelakaan resmi badan keselamatan transportasi. Kuche menemukan banyak sekali kecelakaan yang tidak mengandung misteri sama sekali. Ketika disebutkan bahwa sebuah kapal menghilang pada saat laut tenang dan cuaca cerah, ternyata ditemukan laporan adanya badai di area tersebut pada jam yang sama. Beberapa klaim kapal yang disebutkan “menghilang secara misterius” ternyata kenyataannya berhasil ditemukan dan sudah terjelaskan penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Dalam satu kasus bahkan sebuah kapal yang disebutkan menghilang di setigiga bermuda ternyata terjadi di laut pasifik dengan jarak lebihd ari 3000 mil diluar segitiga bermuda.
Dalam studi mengenai topik ini akhirnya ditemukan bahwa hampir tak ada artikel artikel sebelumnya yang ditulis mengenai segitiga bermuda yang benar benar didasarkan oleh investigasi terhadap data yang sesungguhnya. Rata rata berspekulasi mengenai teori teori untuk menjelasakan fenomena tersebut (terutama yang bersumber dari buku Berlitz) seolah tanpa mempertanyakan kebenaran dari berita awal yang disampaikan, padahal tidak ada fenomena sama sekali yang pantas disebut luar biasa. Dalam kasus ini Kuche sendiri memeriksa lebih dari 400 catatan laporan resmi mengenai kecelakaan kecelakaan tersebut dalam arsip Dewan Investigasi Angkatan Laut (NTSB) atas kecelakan pesawat yang terjadi. Kuche mengemukakan bahwa bahkan menurut Dewan Investigasi, tak ada yang aneh sama sekali dalam catatan catatan tersebut termasuk tidak ada catatan rekaman pembicaraan transmisi radio yang disebutkan Berlitz dalam bukunya.
Coast Guard sendiri hingga kini tidak mengakui eksistensi segitiga berbmuda sebagai area geografis yang berbahaya untuk dilewati. S Lloyd London, perusahaan asuransi terbesar lalu lintas pengiriman, menegaskan hal ini dalam catatan nya, seperti halnya Angkatan Laut AS. Anda akan menemukan banyak testimonial dari orang orang yang sampai detik ini melewati area tersebut dan selamat. Tidak ada pilot professional modern yang masih menganggap area tersebut haram dilewati pesawat. Secara statistik, angka kecelakaan yang terjadi di segitiga bermuda sama sekali tidak luar baisa menimbang luasnya area, dan trafik lalu lintas yang terjadi disana. Sama halnya angka kecelakaan di jakarta tentu sangat tinggi dibanding angka kecelakaan di Tangerang, namun sama sekali tidak luar biasa menimbang luas area dan traffic lalu lintas yang terjadi.
Secara singkat bisa dikatakan bahwa misteri segitiga bermuda adalah akibat dari pemberitaan media yang berlebihan dan spekulasi massal tanpa menganalisa sejak awal akar permasalahan dan validitas dari kejadian tersebut. Kegemaran manusia akan misteri membuat hal hal semacam ini sangat cepat meluas dan mendapat banyak bumbu bumbu cerita yang semakin membuatnya tidak valid untuk dijadikan bahan pengambilan kesimpulan.
Kusche, Larry. The Bermuda Triangle Mystery–Solved (Prometheus Books, 1995), reprint of the Warner Books 1975 edition.
0 komentar:
Posting Komentar