Wellcome to my blog. Disini anda bisa menemukan beberapa sampling fotografi dan juga berbagai artikel

Senin, April 14, 2014

Pareidolia: Fenomena psikologis yang normal atau paranormal?

Pareidolia: Fenomena psikologis yang normal atau paranormal?


Anda masih ingat saat erupsi gunung merapi, awan panas yang keluar dari kawah merapi berbentuk seperti tokoh wayang, Petruk? Mengapa kita melihat Petruk dalam kejadian tersebut? Itu adalah hasil imajinasi kita yang disebut Pareidolia.

Pareidolia adalah fenomena psikologis yang menyebabkan sebagian orang melihat gambaran atau mendengar suara yang samar-samar dan menganggapnya sebagai sesuatu yang jelas dan memiliki arti.

Kata Pareidolia adalah gabungan dua kata dari bahasa Yunani kuno 'para' (sesuatu yang salah) dan 'eidolon'(gambaran/bentuk). Pareidolia adalah satu bentuk apophenia, melihat pola dalam sesuatu yang sama sekali tidak memiliki arti. (Baca Apophenia: http://rian-23.blogspot.com/2014/04/apophenia-indera-ke-enam-atau-sistem.html)

Suatu studi di Finlandia menemukan bahwa orang yang memiliki kepercayaan yang kuat dalam dunia supernatural lebih mungkin melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Pareidolia memberikan penjelasan psikologis untuk banyaknya khayalan yang berdasarkan persepsi arti.
Salah satu contoh pareidolia yang paling terkenal adalah wajah di planet Mars yang ditemukan pada tahun 1976. Sejak itu, banyak ahli mulai berspekulasi bahwa ada kehidupan di Mars, setidaknya, pernah ada. Namun wajah di Mars tersebut hanya merupakan hasil ilusi yang diciptakan oleh pencahayaan yang tepat sehingga terlihat seperti wajah manusia. Saat dilihat kembali pada tahun 2001, bebukitan di planet Mars yang berbentuk seperti wajah manusia yang awalnya dianggap sebagai tanda kehidupan di Mars, sudah tidak lagi terlihat seperti wajah.
Ahli kosmologi, Carl Sagan, meyakini bahwa pareidolia merupakan pembawaan evolusioner: “Segera setelah bayi bisa melihat, mereka mulai mengenali wajah, dan kita sekarang tahu bahwa kemampuan ini sudah tertanam dalam otak kita. Bayi yang jutaan tahun lalu belum bisa mengenali wajah, lebih kecil kemungkinannya untuk memenangkan hati orang tuanya, dan lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi sejahtera. Jaman sekarang, hampir semua bayi dengan cepat mengenali wajah manusia, dan merespon dengan senyuman yang lucu.”

Manusia memiliki beberapa kemampuan alami yang sudah tertanam di otak. Kita juga memiliki respon alami seperti rasa takut akan suara keras yang tiba-tiba dan ketinggian. Tetapi kita tidak terlahir dengan kemampuan untuk mengenali suara dan sesuatu secara penuh.
Sugesti juga mempermudah kita untuk melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Disaat kita diberitahu apa yang harus dilihat atau didengar, dan saat kita mengenali suatu pola, efek Pareidolia menjadi sangat jelas dan hampir mustahil untuk membalikkan efeknya. Pesulap dan cenayang sering memanfaatkan fenomena psikologis ini saat mereka memainkan trik yang terlihat mustahil.

Legenda seni, Leonardo da Vinci, juga sempat menulis tentang pareidolia sebagai perlengkapan artistik, dia menulis “jika anda menatap dinding manapun yang berbintik dengan bermacam zat warna atau dengan campuran jenis batu yang berbeda-beda, jika anda baru saja mau menciptakan beberapa adegan, anda akan mampu melihat kemiripan dengan bermacam pemandangan yang berbeda-beda yang dihiasi dengan pegunungan, sungai, bebatuan, pepohonan, daratan, lembah yang luas, dan beragam bukit-bukit. Anda juga akan mampu melihat beberapa pertempuran dan bentuk-bentuk dalam pergerakan yang cepat, dan ekspresi-ekspresi wajah yang aneh, dan pakaian-pakaian yang asing, dan berbagai hal yang tidak terbatas yang mana anda bisa ubah menjadi bentuk-bentuk tersendiri dan dapat dipahami dengan baik.”

Di hari yang cerah, kita bisa melihat awan yang berbentuk seperti hewan, tokoh kartun, hingga tokoh atau bentuk-bentuk religius. Semua tergantung imajinasi kita. Di tengah malam yang sunyi, kita juga bisa menyalahartikan suara kucing dengan suara bayi atau anak kecil yang sedang menangis. Disaat kita takut, kita lebih mungkin menyalahartikan segala sesuatu dengan sosok atau suara makhluk astral.
Kita tidak hanya sekedar mencari pola; kita juga secara otomatis, mencari tujuan dan arti dalam pola tersebut. Terkadang saat orang melihat wajah atau bentuk yang mereka kenali ditempat yang tidak biasa, seperti dalam makanan, mereka menganggap bahwa seseorang atau sesuatu, dengan sengaja, menaruhnya disitu untuk sebuah tujuan. Sebagian orang suka merubah ilusi, yang tidak memiliki arti, menjadi khayalan, yang memiliki arti. Sedikit pemikiran kritis seharusnya bisa meyakinkan orang bahwa pareidolia hanyalah ketidaksengajaan dan tanpa arti.
Pareidolia juga dimanfaat secara evolusioner oleh beberapa hewan dan serangga untuk kelangsungan hidup mereka. Seperti beberapa jenis kupu-kupu yang warna di sayapnya terlihat seperti mata hewan yang lebih besar, yang membuat mangsanya takut untuk mendekat.

Jenis kesalahan Tipe I seperti pareidolia, sangat berguna untuk manusia agar lebih waspada dengan keadaan sekitar. Tapi, terkadang membuat kita melihat dan mendengar yang sebenarnya tidak ada, dan menyalahartikan yang normal sebagai paranormal.


-Carroll, RT. 2003. The Skeptic's Dictionary: A Collection of Strange Beliefs, Amusing Deceptions, & Dangerous Delusions. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

- Dawkins, R. 2009. The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution. London: Transworld Publishers.

- JREF In The Classroom. 2013. Pareidolia: Do You See What You Think You See? Available for download at: http://jref.swmirror.com/pareidolia_student.pdf

- Sagan, C. 1995. The Demon-Haunted World: Science as a Candle in the Dark. New York: Ballantine Books

- Zimmermann, KA. 2012. Pareidolia: Seeing Faces in Unusual Places. LiveScience (Web site). Accessed 19/01 at: http://www.livescience.com/25448-pareidolia.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review